Senin, 14 November 2011


Kata-Kata Mutiara

“Siapa yang tulus rasa persaudaraannya dengan saudaranya, maka ia akan menerima kekurangan saudaranya itu, menutupi keburukannya,dan memaafkan kesalahannya.”
(Imam Syafi’i)
“Sumber kekuatan paling utama adalah persatuan, sedangkan persatuan tidak akan terwujud tanapa adanya cinta”
(Imam Ali Bana)
“Cinta yang hakiki itu tidak akan semakin bertambah karena kasih sayang dan tidak semakin berkurang karena sikap dingin”
(Imam Ali Bana)
“Saudara kita lebih kita cintai daripada keluarga dan anak-anak kita. Sesungguhnya keluarga kita selalu mengingatkan kita tentang kehidupan dunia, sedangkan saudara-saudara kita selalu mengingatkan kita akan kehidupan akhirat”
(Hasan bin ‘Ali)
“Saudaraku yang paling aku cintai adalah yang jika aku mendatanginya, maka ia menyambutku, jika aku membencinya maka ia memaafkanku”
(Ibnu ‘Abbas)
“Jika saudaramu melakukan suatu kesalahan, ingatlah seribu kebaikannya”

“Manisnya hidup tidak akan tersisa kecuali dalam tiga hal: shalat berjamaah, kehidupan yang cukup, dan saudara yang baik dalam barsikap”
(Muhammad bin Wasi’)
“Aku tidak akan menyelisihi saudaraku, karena jika aku menyelisihinya, maka ada dua kemungkinan yang terjadi: aku akan berdusta kepadanya atau marah terhadap dirinya, padahal aku dapat melakukan hal yang lebih baik daripada kedua sikap tersebut”
(Abdurrahman bin Ali Laila)
Sebagian kaum Salaf menasihati putranya dengan mengatakan, “Wahai Putraku, janganlah kamu berteman dengan seseorang, kacuali orang yang jika engkau membutuhkannya dia mendekat kepadamu (menolongmu)
Engkau akan jumpai semua bencana di dunia ini akn terasa mudah selain berpisah dengan teman yang setia.
Siapa saja yang menginginkan seorang saudara yang tanpa cacat (kekurangan), niscaya dia tidak akan mendapatkan seorang teman pun.

Saat kukunjungi kekasihku, ia berkata kepadaku
“Siapa yang ada di balik pintu?”
Kujawab, “Yang ada di balik pintu hanyalah aku.”
Dia berkata,”Kamu keliru dalam mengartikan cinta, karena dalam ungkapanmu, kamu pisahkan antara aku dan Kamu.”
Setahun telah berlalu saat kukembali datang kepadanya mengetuk pintu rumahnya dengan perlahan. Dia berkata kepadaku,”Siapa kamu?”
Kujawab,”Lihat sendiri! Masa tidak kenal, tetapi aku yakin kalau yang ada di balik pintu ini tiada lain hanyalah Kamu,”
Ia berkat kepadaku:
“Sekarang kamu baru memahami arti cinta dan mengenalnya dengan baik. Untuk itu silahkan masuk wahai belahan jiwaku.”

Engkau keliru dalam mengungkapkan identitas dirimu saat engkau membedakan antara diriku dan dirimu.
Yang jelas di balik pintu ini hanyalah kamu???
Sesungguhnya saudaramu yang sebenarnya adalah yang selalu bersamamu. Dialah orang yang rela berkorban untuk kesenanganmu dan orang yang apabila zaman menimpakan kepadamu berbagai macam cobaan dan memporak-porandakannya kepadamu di bangkit memotivasi dirimu.

Banyak manusia mengalami berbagai macam problematika. Namun problemaku di dunia ini hanyalah mencari teman yang setia, yaitu seorang yang setia sekata denganku, sejiwa, dan sehati satu langkah denganku bagaikan satu tubuh.
(Imam ‘Alit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar