Kami berada di sini, kekasihku, kesaktian-Mu
Kami meminta perlindungan dari pesona-Mu
Semoga engkau memberiku apa yang ingin aku raih
Rengkuh, gapai sebagai titik ahkir makan ahidupku
O, Engkau Tuhan langit dan bumi yang bersinar
Ketika kami redup dalam simpuh-Mu
Sebagaimana Engkau bersinar di depan para malaikat
Dan setan remuk bentuk dari api-Mu
Aku adalah bentuk turun Adam hadir dalam, wicara-Mu
Engkau telah memberiku kesaktian-Mu
Ketika mereka menangkap, menuduh, dan mencemoohkanku
Aku hanya sendiri mengarungi aktu laut-Mu
Dalam bentuk indah dan menajubkan
Aku rela disiksa oleh tengan-tangan besi
Untuk mengucap perkataan yang memberiku kehidupan
Aku rela ditawan, dipenjara, diadili dan kemudian dihukum cambuk
Darahku mengalir bagai gurun
di tengah gelombang Sungai Tigris
Tidak, tidak mungkin aku menyembunyikan-Mu dari jimaku
Untuk memiliki-Mu semata
Aku rela hilang bentuk wujudku
Aku menangis kepada-Mu bukan untuk diriku sendiri
Tetapi bagi jiwa-jiwa yang merindukan-Mu yang saksinya
Aku sendiri, sekarang sampai kepada-Mu
Saksi keabadian
(Dikutip dari buku Langit Merah di Kota Makah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar